- Diberkati untuk Memberkati

Bersikap Murah Hati Itu Indah

By Andrew Ho

“Only a life for other is a life worthwhile – Hidup hanya akan berharga jika bermanfaat untuk orang lain.” Albert Einstein

Saya benar-benar bersyukur karena di tengah jadwal pekerjaan yang sangat padat saya masih mempunyai kesempatan untuk menjenguk orang-orang yang kurang beruntung. Setiap pengorbanan untuk mereka serasa sangat kecil nilainya jika dibandingkan dengan segala yang saya dapatkan. Sekian lama saya berkaca dan berpikir, semakin saya rasakan bersikap murah hati itu begitu indah.

Andapun akan merasakan keindahan itu diantaranya dalam bentuk kesenangan dan kebahagiaan, ketika Anda bisa memberikan sesuatu, waktu maupuan kemampuan kepada orang-orang yang memerlukan. Kita mungkin jawaban bagi orang-orang yang sedang dihimpit kesulitan. Saya kira tiada yang lebih membahagiakan selain memberikan senyuman dan harapan kepada mereka yang di ambang putus asa.

Selain kebahagiaan, pengalaman saat bertemu dan berbagi dengan mereka selalu membuat semangat kerja saya kembali membara. Karena pengalaman itu selalu mengingatkan saya untuk berusaha lebih giat supaya bisa berbuat lebih berarti mengatasi kesulitan yang sedang mereka hadapi.

Sebenarnya kepekaan dan kemurahan hati kita terhadap kesulitan orang lain juga merupakan akses terbaik terhadap potensi yang kita miliki. Jika kita dapat merasakan derita mereka, maka kita akan bisa bersyukur dengan limpahan jutaan nikmat yang sedang kita rasakan. Rasa syukur itu akan menjadikan kita lebih optimis, berpikir dan bertindak positif dalam berusaha.

Sementara bila kita sudah mampu membuka diri untuk membantu orang lain dengan penuh keikhlasan, maka kita juga akan mudah menciptakan tali persaudaraan. “Giving credit where it is appropriate will encourage trust in relationship. – Kemurahan hati yang tepat sasaran akan meningkatkan kepercayaan dalam sebuah persaudaraan,” terang Boomi NLS.

Semakin banyak yang dapat kita berikan, maka akan semakin besar manfaat bagi kehidupan manusia. Kepekaan dan kemurahan hati akan menghasilkan keajaiban luar biasa terhadap kehidupan, bagi orang yang memberi maupun orang yang menerima. Mengingat begitu besar manfaat kemurahan hati, jauh sebelumnya seluruh agama di dunia menganjurkan kita untuk bersikap murah hati, diantaranya;

Islam:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” QS. Al-Baqarah [2]: 261.

Kristen & Katolik:
“Barang siapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” 1 Yohanes 3: 17-18.

Hindu :
Di agama Hindu, pustaka suci terutama Smertinya dan Upanishad mengajar umatnya menjalankan aktivitas dana punia yang berarti “pemberian yang baik dan suci”

Budha :
Agama Buddha sangat mementingkan 6 paramita (6 perbuatan luhur), antaranya dana paramita yang menegaskan amal, melayani dan mencintai masyarakat . Buddha pernah berkata dalam Sirgalovada Sutta bahwa dalam memberi derma, penderma memberi 5 hal kepada penerima yaitu : memberi umur panjang, kecantikan, kenyamanan, kekuatan dan kemampuan untuk memahami. Kekayaan memberikan sukacita dalam kebahagiaan kepada orang yang memilikinya, bukan hanya untuk sendiri tetapi untuk semua makhluk.

Pada prinsipnya semua agama menganjurkan kita untuk bermurah hati. Tetapi tidak semua agama mengatur secara terperinci besarnya nilai yang harus disedekahkan. Dalam agama Islam dianjurkan untuk bermurah hati, dan memberlakukan 3 jenis zakat sebagai manifestasi anjuran tersebut. Ketiga zakat tersebut adalah zakat harta (setahun sekali sebesar 2,5% dari jumlah harta), zakat penghasilan, perkebunan dan perniagaan dan lain-lain (sebesar 2,5% dari penghasilan per bulan), dan zakat fitrah (2,5 kg beras per jiwa setiap tahun).

Sedangkan dalam agama Kristen dan Katolik juga menganjurkan untuk bermurah hati. Bahkan kedua agama tersebut memberlakukan aturan kepada pemeluknya untuk mensedekahkan setidaknya 10% dari penghasilan maupun harta setiap bulannya. Sementara dalam agama Budha menganjurkan untuk mensisihkan 25 % dari penghasilannya untuk kebutuhan iuran dan derma.

Saya berandai-andai, jika seluruh penduduk Indonesia yang terdiri dari masyarakat beragama semuanya murah hati dan sadar akan kewajiban untuk memberikan sebagian kecil saja dari hartanya, maka akan terjadi perubahan yang ajaib dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam waktu yang sangat singkat. Walau hanya sebagian kecil saja yang disumbangkan tetapi kompak dijalankan oleh seluruh masyarakat yang mampu, mungkin tidak akan ada warga yang harus menderita karena kemiskinannya.

Saya mencoba menghitung dana yang terkumpul bila kita semua, khususnya umat yang beragama, menyumbangkan sedikit saja dari harta sesuai dengan anjuran agama. Berdasarkan data dari BPS (Biro Pusat Statistik), dari sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 tercatat jumlah penduduk Indonesia seluruhnya adalah 206.264.595 jiwa. Jika diperkirakan jumlah penduduk yang tergolong mampu hanya 20% dari total penduduk pada tahun 2000, berarti jumlah penduduk yang mampu sekitar 41.252.919 jiwa. Seandainya setiap jiwa yang mampu tersebut bermurah hati dan sadar akan kewajibannya lalu menyumbangkan seribu rupiah saja setiap bulan, maka akan terkumpul dana 41.252.919 jiwa X Rp. 1.000,- = 41,253 milyar setiap bulan dari seluruh penduduk yang mampu di Indonesia.

Itu merupakan hitungan dana berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2000. Padahal tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 1,49% per tahun. Berarti jumlah dana tersebut pada tahun ini bisa lebih dari 41,253 milyar jika penduduk yang mampu hanya menyumbangkan seribu rupiah saja per jiwa.

Saya kira dana sebesar itu sangat besar nilainya untuk membantu kesulitan atau menumbuhkan perekonomian masyarakat dari satu wilayah ke wilayah yang lain di seluruh pelosok negri ini. Dana sebesar itu mungkin dapat digunakan untuk menciptakan suatu lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja. Bukankah dengan cara demikian kondisi perekonomian masyarakat miskin dapat diperbaiki? Mungkin dengan sedikit kemurahan hati, kita tidak lagi mendengar ada masyarakat yang makan karak, menderita busung lapar, gizi buruk dan lain sebagainya.

Tetapi kenyataan berkata lain. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita di koran yang memuat tentang penderitaan sepasang warga yang miskin dan renta. Mereka tidak mempunyai penghasilan tetap. Penghasilan mereka hanya dari buruh ngasak (mencari padi dari sisa-sisa panen). Sungguh mengiris hati, mereka terpaksa makan karak (sisa nasi yang dikeringkan) untuk dapat melanjutkan kehidupan. Ironisnya, di tengah tekanan kenaikan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, mereka justru tidak mendapatkan dana kompensasi BBM seperti yang dijanjikan oleh pemerintah.

Apakah sepenggal kenyataan memilukan itu salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kesadaran untuk bersikap murah hati dalam hati kita? Atau mungkin faktor kesibukan atau faktor-faktor lain menyebabkan kita tidak dapat memberikan bantuan secara signifikan. Supaya kita selalu ingat dan semakin bermurah hati sesuai dengan apa yang sudah dianjurkan oleh agama, serta mendapatkan manfaat dari kemurahan hati kita, seharusnya kita memahami beberapa prinsip berikut ini.

Prinsip yang pertama adalah mulailah dari diri sendiri. Jangan mengharapkan orang lain bermurah hati dulu terhadap kita, baru kita memulainya. Akan jauh lebih mulia jika kita berinisiatif menggugah kesadaran dari dalam diri sendiri untuk bermurah hati terlebih dulu.

Prinsip selanjutnya adalah menghapus anggapan bahwa harta kekayaan menjadikan kita aman, karena hal itu tidak akan pernah terjadi. Harta memang memudahkan kita mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan. Tetapi harta juga sangat mudah menguap atau hilang oleh sebab-sebab yang tidak terduga.

Prinsip ketiga bahwasanya akan selalu ada orang-orang atau organisasi yang mendapatkan manfaat dari kemurahan hati kita. Oleh sebab itu fokuslah untuk memberikan rasa bahagia, semangat dan kepada orang yang memerlukan. Selanjutnya, mereka akan menolong orang lain lagi. Begitu seterusnya dan menjadi mata rantai kebaikan yang bergulir terus dan tidak pernah terputus.

Prinsip berikutnya adalah berapapun jumlah yang ingin kita dermakan itu sebenarnya bukan persoalan. Maka rencanakan siapa atau organisasi apa yang akan menerima kemurahan hati kita. Berapapun jumlahnya, yang terpenting adalah kita memberinya dengan penuh keikhlasan dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Kemurahan hati yang terencana dan masuk dalam program bulanan kita akan mendisiplinkan sikap untuk membahagiakan orang-orang yang kurang beruntung itu.

Prinsip ke lima adalah tidak memaksakan diri untuk memberi lebih dari yang kita sanggupi. “Carilah apa yang bisa kau dapatkan, sumbanglah apa yang bisa kau berikan, tabunglah sebisamu. - Earn all you can, give all you can, save all you can,” kata John Wesley menganjurkan. Betapapun kita ingin bermurah hati, tetapi kita juga harus menyesuaikan diri dengan kondisi. Jangan sampai kemurahan hati kita menyebabkan kita sendiri mengalami kebangkrutan. Karena sebenarnya sekecil apapun kemurahan hati kita maka akan memberikan kebaikan.

Prinsip ke-6 merupakan rahasia inti dari kemurahan hati kita adalah tidak mengekspos kedermawanan yang sudah kita berikan. Jangan pula membanggakan kedermawanan atau berharap apapun dari apa yang sudah kita berikan, karena jika hal itu terjadi bukanlah kemurahan hati namanya melainkan manipulasi. Ketulusan dari kemurahan hati kita pasti memberikan imbalan yang positif dengan cara yang tidak kita sangka-sangka.

Meskipun itu hanya 1% atau 2% dari seluruh harta kita pasti akan sangat berpengaruh positif terhadap Anda dan orang lain. Kedermawanan kita akan menciptakan harapan yang besar dan memotivasi orang lain. Relakan sebagian kecil dari milik kita untuk menciptakan perubahan bagi kehidupan orang lain. Sebenarnya pada saat kita bermurah hati berarti kita sedang membukan jalan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari yang pernah kita berikan. Bersegeralah bersikap murah hati, dan rasakan sendiri bahwa kemurahan hati kita itu terlihat begitu indah.

0 comments:

Post a Comment