- Diberkati untuk Memberkati

Bedanya Bosan Dan Malas

"Waspadalah jika Anda mudah jenuh atau gampang bosan! Bakat leadership Anda mungkin cukup tinggi."*

Semalam, setelah menyiapkan materi leadership "Tranforming Leaders" untuk para anggota dewan, saya merenungi sesuatu. Sesuatu yang benar-benar menarik karena menciptakan sebuah cara pandang baru. Cara pandang yang menurut saya lebih empowering alias memberdayakan. Cara pandang yang bisa merubah paradigma kita selama ini tentang rasa bosan. Saya lalu mengupdate status dengan ungkapan sebagaimana paragraf pertama di atas.

John Adair, dalam salah satu buku leadershipnya, mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik seorang leader yang ideal dan terus tumbuh, adalah memiliki kualitas *toughness* atau keras hati (dan mungkin juga keras kepala) yang sehat. Para leader dengan kualitas pribadi yang demikian, adalah mereka yang *demanding* alias penuntut, dan pada saat yang sama sering merasa *tidak nyaman* di dalam ingkungannya.

Ya, *tidak nyaman* alias *bosenan*!

Rasa tidak nyaman itu muncul karena *standar tinggi* yang mereka ciptakan sendiri. Segala hal di sekitar mereka, cenderung lebih cepat menjadi membosankan karena di mata mereka semua itu segera menjadi *di bawah standar
*.

Rasa tidak nyaman inilah yang seringkali menciptakan fenomena "out of the box", "terobosan", "breakthrough", "kreatifitas", "trend", dan sebagainya.Dengan kata lain, kebosanan yang dikontrol dengan baik dan terarah sangat mungkin akan menciptakan fenomena *kebangkitan *atau *terobosan*.

Maka, jika Anda mulai merasa *bosan* dengan pekerjaan, profesi, atau bisnis Anda saat ini, waspadalah! Anda mungkin punya bakat *leadership* yang tinggi. Jika Anda bisa mengontrol, menginvestigasi, dan mengelola kebosanan dengan *baik dan terarah*, sangat mungkin rasa bosan Anda itu, yang selama ini adalah "*kendala*" dan "*masalah*", akan berbalik 180 derajat menjadi "*peluang*" dan "*tantangan*".

Agar kita bisa melakukan pergeseran "paradigma kebosanan" dari *masalah* dan *kendala*, menjadi *peluang* dan *tantangan*, maka poin-poin berikut ini layak Anda pertimbangkan.


1. Segala sesuatu tidak diciptakan dengan *sia-sia*. Segala sesuatu punya * makna* untuk *memantaskan* dan *membesarkan* Anda.

2. Rasa *bosan* harus dibedakan dari rasa *malas*.

3. Kemampuan membedakan *bosan* dari *malas*, bisa berarti *perbedaan besar* dalam
hidup Anda, saat ini dan di masa depan.

*BOSAN*

Jika Anda merasa bosan, Anda cenderung meninggalkan *yang ada* dan mencari yang *baru*. Anda cenderung melupakan yang *di tangan* dan mulai mencari *dunia luar*. Jika Anda bosan, apa yang ada mulai terasa *tidak nyaman*, dan kemudian Anda mulai mencari-cari *alternatif*. Anda bosan jika Anda merasakan sesuatu yang *monoton* dan *begitu-begitu saja*.


Anda harus memastikan, apakah Anda benar-benar merasa *bosan* atau hanya merasa *malas*. Anda harus melakukan uji kriteria.

Yang berikut ini adalah pertanyaan yang merupakan turunan dari konsep John Adair, tentang elemen mutlak di dalam leadership, yaitu *The Leader*, *The Situation*, *The Team*.


*"Apa yang sebenarnya saya inginkan?"
"Apa yang bisa saya lakukan sekarang?"
"Siapa yang bisa membantu saya?"*

*The Team* - Pertanyaan terakhir itu krusial, sebab ciri dari seorang leader adalah kemampuannya untuk mendapatkan *pengikut* dan *pendukung*.

*The Situation* - Pertanyaan yang di tengah juga krusial, sebab memulai segala bentuk transformasi harus dimulai dari *diri sendiri*.

*The Leader* - This is You - Pertanyaan pertama paling krusial, sebab itu adalah tentang *kejelasan visi* alias vision clarity. Paling krusial karena secara langsung mengacu kepada *eksistensi* dan *tujuan keberadaan diri*.

Jika jawaban yang Anda peroleh dari ketiga pertanyaan itu, ternyata masih terkait sangat erat dengan segala hal yang melekat pada diri Anda saat ini, yaitu pekerjaan Anda, profesi Anda, karir Anda, bisnis Anda, lingkungan dan organisasi Anda, maka bisa jadi; Anda cuma *malas*!

Jika Anda *yakin* bahwa jawaban Anda memang mengacu kepada berbagai hal * baru* dan berada *di luar sana*, maka sangat mungkin Anda perlu menetapkan ulang *visi* dan *misi* Anda.

*Bosan* adalah tentang *kejelasan visi*, tentang *keyakinan* dan tentang * keterikatan* Anda pada visi itu.


*Bosan* adalah tentang *WHAT*.

*MALAS*

Secara sederhana, fenomena kemalasan bisa dideskripsikan begini.

Anda tahu bahwa itu *baik*, *pantas*, dan *layak* untuk Anda. Anda *berhak*,Anda sebenarnya *menginginkannya*, dan Anda sebenarnya *tahu* bahwa Anda memang *bisa* mendapatkannya.

Anda hanya sedang terkooptasi oleh keadaan temporer. Anda hanya sedang kebingungan dalam memilih *cara* untuk menuju ke sana. Dalam konteks ini, Anda hanya perlu berfokus untuk kreatif dalam menjawab pertanyaan yang ditengah.

*"Apa yang sekarang bisa saya sikapi, putuskan, dan lakukan tentang semua ini?"*

*Malas* adalah tentang *motivasi*.

*Malas* adalah tentang *HOW*.

Waspadalah dalam mengindentifikasi perasaan Anda.

Bosan adalah tentang *vision clarity*, malas adalah tentang *motivasi*.
Bosan adalah tentang *WHAT*, malas adalah tentang *HOW*.

Semoga bermanfaat.

Ikhwan Sopa

0 comments:

Post a Comment