TUHAN BAIK SUNGGUH SANGAT BAIK.
(Chapter 1)
Itulah moto dari keluarga kami…GOD IS GOOD!!!!!!
Saya adalah seorang manusia biasa yang hidup istri dan kedua anak saya. Anak saya yang pertama laki-laki dan yang kedua adalah perempuan.
Kesaksian saya ini bermula dari kelahiran anak pertama ku. Sungguh sangat senang
saat menyaksikan kelahiran anak pertamaku, Saat itu tanggal 14 desember 1986
aku menyaksikan kelahiran anak pertamaku. Dan ternyata anak yang lahir itu adalah
seorang laki-laki. Anak itu lahir dengan sehat dan saya sangat bahagia karena saat
itu juga saya menjadi seorang PAPA. Kemudian kuberi nama anak itu Nathannael.
Setiap hari aku dan istriku merawat anak pertama kami dengan penuh kasih sayang.
Hari demi hari kulalui bersama anak pertamaku.Nathan sangat suka tertawa. Ia
tumbuh seperti anak-anak laki pada umumnya. Setiap hari kunantikan dia
memanggilku papa. Tapi sebutan itu tidak kunjung ku dengar. Setelah kurang lebih
Nathan berumur 3 tahun, ia juga masih tidak mengucapkan kata “mama atau papa”.
Kemudian aku memutuskan untuk membawa anakku ke dokter specialis THT.
Banyak dokter yang kami kunjungi dan hasil yang kami dapatkan adalah sama yaitu
anakku telat berbicara. Sebagai seorang ayah aku tidak menaruh sedikitpun
kecurigaan dengan kondisi anakku yang selalu sehat dan senang tertawa. Hingga
suatu hari aku dan istriku memutuskan untuk memeriksakan kondisi anakku di
Jakarta.
Nathan di periksa secara intensif kurang lebih dua minggu oleh seorang profesor
terkenal di Jakarta. Saat itu Nathan pergi dengan istriku berdua saja. Setelah dua
minggu berlalu, didapatilah bahwa anakku tidak dapat mendengar dan berbicara
selamanya, Dokter mengatakan bahwa keadaan telinga baik, gendangan telinga
serta anak telinga baik, tapi saraf dari telinga menuju ke otak rusak dan hal ini di
sebabkan karena virus toksoplasma. Dan menurut professor tersebut cacat yang
diderita anakku tidak ada obatnya walau mencari ke ujung duniapun.
Istriku memberitahu aku tentang keadaan anakku. Sunggu sangat sedih entah apa
yang harus aku lakukan. Aku pun tidak putus asa untuk memriksakan anakku ke
dokter lain. Aku membawa anakku ke dokter yang datang dari Australia dan hasil
yang aku terima adalah sama. Bahwa anakku cacat permanen.
Sebagai seorang ayah aku sangat sedih dan kecewa, tidak ada manusia yang dapat
kuandalkan. Hanya ada satu jawaban yaitu YESUS. Aku dan istriku sangat percaya
bahwa hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anakku Nathan.
Menurutku saat itu aku sudah hidup dalam Tuhan. Aku juga melayani Tuhan dalam
suatu organisasi Kristen di Surabaya. Dan dengan cara ku aku berusaha dan berdoa
kepada Tuhan. Aku sangat rajin membawa anakku ke KKR kesembuhan yang pernah ada di Surabaya. Di mana ada KKR selalu ada aku, istri dan kedua anakku.
Dalam KKR itu aku selalu berharap bahwa akan ada mujizat yang terjadi. Tapi hasil
yang kudapat adalah NOL.
Aku datang bersama anakku dengan keadaan cacat dan pulang kerumah dengan
keadaan yang sama. Hal tersebut kulakukan selama bertahun-tahun. Tapi hingga
anakku mulai sekolah ia masih tetap tidak bisa berbicara dan mendengar dengan
normal.
Karena Nathan mulai besar dan harus bersekolah, kuputuskan untuk
menyekolahkan Nathan di sekolah luar biasa (SLB). Tahun demi tahun berlalu. Tapi
keadaan anakku tetap sama dan aku masih rajin membawa anakku ke KKR. Hingga
akhirnya aku memutuskan untuk bergumul secara pribadi dengan Tuhan. Aku
bergumul, berpuasa, berdoa dan dalam pergumulanku aku bertanya pada Tuhan “
Apa yang harus kulakukan Tuhan untuk dapat menyembuhkan anakku?’.
Setelah bergumul sekian lama ahkirnya kudapatkan jawaban saat itu Tuhan berkata
padaku “jika rohanimu tumbuh 5% maka akan kusembuhkan anakmu 5%,begitupun
seterusnya”.
Aku kaget saat mendengar jawaban Tuhan, karena aku sudah melayani Tuhan,
didepan manusia aku mendapat banyak pujian dengan pelayananku, tapi ternyata
dimata Tuhan pelayananku adalah KOSONG.
Disini aku menyadari bahwa yang ku mau bukan yang yang Tuhan mau. Yang
kumaksud bukan yang Tuhan maksud. Yang Tuhan rencanakan bukan yang
kurencanakan.
Pergumulannku tak berhenti sampai di situ. Aku masih tetap bergumul apa arti
pertumubuhan rohani? Aku sudah melayani Tuhan dan apa yang salah dalam diriku?
Itu yang selalu kutanyakan pada Tuhan.
Lama pergumulanku mendapat jawaban. Sampai ahkirnya kudapatkan jawaban
Tuhan yaitu “perubahan karakter dalam hidup”.
Memang saat itu aku sudah melayani tapi sebagai seorang yanag sudah melayani
aku masih seorang manusia duniawi. Aku sombong, aku munafik, aku masih
berkompromi dengan blue film, aku pendendam, aku pembohong, aku sangat busuk
sebagai seorang manusia. Tapi saat itu aku tahu yang Tuhan mau. Tuhan mau
bahwa aku menjadi anak Tuhan yang benar. Tuhan mau aku merendah, jujur,
mempunyai kasih. Tuhan mau aku mengubah hidupku menjadi baru.
Aku mengambil keputusan bahwa aku akan mengubah karakter hidupku. Sangat
sulit semua hal itu kulakukan. Tapi Tuhan membimbing aku dan berjalan di depanku.
Dulu aku adalah domba yang hilang dan sekarang telah kutemukan gembalaku.
Sungguh mujizat itu nyata dalam hidupku dan keluargaku. Saat itu anakku sudah
kelas 4 SD. Hari itu aku pulang kerja dengan keadaan lelah dan sangat capek tapi
kudengarkan anakku memanggil ku “ PAPA”. Aku sangat kaget, senang, hingga
semua letih ku hilang. Tuhan menggenapi janjinya dalam pergumulanku. Saat aku
memutuskan untuk berubah Tuhan memberikanku penggenapan yaitu dengan
perubahan yang ada dalam diri Nathan.
Selama ini Nathan hanya bisa memanggilku dengan bahasa tarzan. Jika anakku
minta minum ia hanya dapat menggenggamkan tangannya dan menunjukannya
pada mulutnya. Selama ini kami berkomunikasi dengan Nathan menggunakan
bahasa isyarat. Tapi sejak hari itu aku semakin berkomitmen pada Tuhan aku mau
menjadi lebih baik serta lagi memperbaiki hidupku yang buruk dan hasilnya Anakku
mulai mengeluarkan banyak kata-kata. Walaupun banyak kata-kata yang berbalik
seperti kacamata jadi matakaca, jika ia mau makan Nathan bilang makan mau. Tapi
aku tidak peduli aku sangat senang dengan perubahan yang ada dalam diri anakku.
Dan semua itu karena YESUS adalah Allah yang hidup dan selalu menepati janjinya.
Pertolongan dan mujizat Tuhan tidak berhenti sampai di situ saja. Nathan di karuniai
kepandaian, Nathan selalu rangking 3 besar di sekolahnya, Tuhan juga menjadikan
Nathan tumbuh dengan cinta Tuhan.
Pernah suatu hari saat kami sekeluarga pergi ke mall mendadak Nathan mengeluh
bahwa perutnya sangat sakit, Aku sangat bingung kemudian aku memutuskan untuk
mengajak Nathan pulang. Tapi Nathan dengan tegas berkata “ papa doakan aku
saja”. Tanpa berpikir panjang aku mengajak Nathan menepi dekat etalase kosong
dan menjamah perut Nathan yang sakit. Saat aku berkata amin, kemudian aku
bertanya pada Nathan apakah perutmu masih sakit? Nathan menjawab “ tidak
pa,Tuhan sudah menyembuhkan perutku”. Nathan tumbuh dengan memiliki iman
yang sangat kuat. Setiap hari tak henti-hentinya Nathan berdoa agar ia dapat
berbicara dan mendengar dengan normal. Nathan tidak pernah menyerah dan selalu
mengandalkan Tuhan dalam Hidupnya.
Hari demi hari ia terus bertumbuh dan banyak kemajuan, hingga suatu hari Nathan
pun lulus SD.
Saat memasukkan Nathan ke sekolah SMP, aku memutuskan memasukkan
kesekolah SMP normal tapi dengan tingkat mutu yang sedang. Disana Nathan
mengalami banyak kemunduran dalam pelajarannya. Karena pelajaran di SLB
sangat rendah sehingga untuk mengikuti pelajaran disekolah normal sangat sulit
bagi anak seperti Nathan. Selain itu Nathan juga mengalami Stress berat saat
sekolah karena semua teman Nathan mengejeknya ada yang berkata bisu, cacat
tidak pantas sekolah, bahkan ada salah satu guru yang mengatakan Nathan gila
karena guru tersebut tidak mengerti Nathan berbicara apa.
Sungguh sangat berat kehidupan Nathan saat itu, setiap pulang sekolah Nathan
hanya bisa menangis dan berkata pada mamanya ‘kenapa aku lahir seperti ini ma?’
Kami sebagai orang tua terus mensupport Nathan dan yang ku bangga kan dengan
anaku, ia punya hati yang pemaaf. Sebenarnya saat aku mendengar Nathan di hina
seperti itu aku sebagai orangtua sangat marah dan berencana satang kesekolah
Nathan untuk memarahi teman-teman serta guru yang menghina Nathan. Tapi
Nathan melarang,ia hanya berkata “ Sudahlah pa,aku sudah memaafkan temantemanku
biar Tuhan yang membalas ,nanti kalau papa marah-marah,papa dosa”.
Aku sangat terharu mendengar perkataan Nathan. Ternyata kesabaran yang
diberikan Tuhan kepada Nathan telah memberikanku satu pelajaran.
Setiap hari Nathan tetap bersekolah meski hinaan terus terdengar tapi Tuhan maha
adil, memang ada teman Nathan yang suka menghina Nathan Tapi banyak teman
Nathan yang sayang dan membela serta membantu Nathan dalam kesusahannya.
Dalam hal nilai ulangan disekolah Natan terus mendapat nilai yang sangat
jelek.Hanya nilai 0.1;0.3;dapat 3 saja saya sudah senang.
Kemudian tibalah saat ulangan umum bersama, Nathan berkata padaku “ Papa apa
yang harus aku lakukakan?’ Kemudian aku berkata “ Nathan belajar sebisa kamu
saja dan berharap pada Tuhan,nanti papa mama Bantu puasa”.
Saat hari ujian tiba, pagi-pagi aku mendoa kan anakku,kutumpangi tangan dan aku
serta Nathan beriman,pasti Nathan bisa dalam ujian.
Setelah ujian selesai aku yang menjemput anakku sekolah saat itu,Kemudian
kutanyai anakku “bagaimana Nathan apakah kamu bisa?’. ‘jujur pa sebenarnya aku
tidak bisa tapi entah pa tangan ku menulis terus menulis aku mau hentikan tidak bisa
pa,aku percaya itu pasti malaikat Tuhan yang pimpin’.
Dan ternyata saat nilai rapor keluar dari nilai 0,2;0,3 nathan jadi rangking 2. Saat itu seluruh sekolah heboh bahkan wali kelas Nathan dituduh menjual soal pada Nathan.
Tapi Jika Tuhan Yang mengangkat tinggi anaknya makan tidak akan pernah di
jatuhkannya lagi. Sekali Nathan rangking hingga lulus SMP pun Nathan tetap
rangking.
Saat ini Nathan berada di bangku SMA, penyertaan Tuhan terhadap Nathan tiada
berkesudahan. Aku pun makin giat melayani Tuhan dan kesembuhan anakku saat
itu sudah mencapai 80%. Nathan dapat menelpon dengan handpone, dapat melihat
tv dengan mendengar suaranya, keadaan anakku semakin normal.
Dalam hal pelajaran Nathan tetap rangking 3 besar hingga kelas 3 SMA dan hingga
UNAS pun tiba. Anakku belajar sungguh-sungguh untuk memnghadapi ujian
tersebut. Dan terbukti ia dapat menyelesaikan hanya ujian sekolah saja.
Pada hari minggu anakku tiba-tiba berkata padaku, ”Pa sepertinya umurku tidak
lama”.
Aku sangat kaget dan tak terpikirkan olehku kenapa anakku berkata
demikian.Akupun menjawab “ Kenapa kamu berkata seperti itu?”.Nathan
menjawab”entahlah pa,aku juga tidak tahu”.
Hari senin Nathan menghadapi ujian pertamanya,hari selasa pun demukian,dan hari
rabu pun demikian. Hari itu tanggal 26 april 2006. Pagi-pagi sebelum berangkat
sekolah aku mendoakan anakku agar ia bisa menghadapi ujian sekolahnya, tapi
wajah anakku terlihat sangat susah hari itu.
Saat pulang sekolah Nathan menelponku minta dijemput ,tapi karena saat itu
mertuaku sedang sakit dan aku berada di rumah sakit, aku tidak bisa menjemput
nathan, maka aku meminta istriku untuk menjemput Nathan. Nathan juga bilang
kalau ujian hari itu yaitu fisika dapat ia kerjakan dengan baik, malah Nathan bercerita
ia mendebat gurunya karena membuat soal salah dan punya Nathan yang
benar,kemudian Nathan juga bilang kalau pulsanya habis dan aku janji akan
membelikan pulsa nanti.
Akhirnya Nathan di jemput oleh mamanya. Dalam [perjalanan pulang tiba-tiba
Nathan bilang pada istriku “ ma aku sangat mengasihi mama,I love you ma”. Istriku
pun membalas “ mama juga sayang sekali sama Nathan”.
0 comments:
Post a Comment