Bacalah keseluruhan Matius 4 :1-11
TUHAN YESUS adalah model, contoh dan
panutan yang sejati bagi kita menjalankan kehidupan kita sehari-hari. IA yang adalah TUHAN dan juga manusia sejati,
memberikan diriNya untuk diproses dan diuji selama empat puluh hari dan empat
puluh malam di padang pasir. Darimana
ujian ini diizinkan ? Ayat 1
menunjukkan bahwa ROH ALLAH sendiri yang membawa YESUS untuk melalui proses
ini. Kalau TUHAN YESUS saja harus
menjalani proses ini dan lulus, tentulah kita anak-anakNya juga akan sanggup
menjalani semua proses dan ujian yang TUHAN izinkan.
Kunci #1: tidak ada
ujian/proses yang terjadi dalam hidup kita tanpa persetujuan atau izin dari
ALLAH. Kalau ALLAH izinkan, artinya
pasti kita sanggup menjalaninya karena IA tidak pernah memberikan sesuatu yang
melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13).
Mengucap syukur atas proses, karena artinya kita akan naik dalam jenjang
kehidupan rohani yang lebih tinggi setelah lulus dari hal ini.
Diakhir
masa prosesnya itu, yaitu di puncak dari puasaNya, maka iblis datang mencobai
YESUS. Ini adalah momen yang paling
lemah secara fisik karena YESUS sudah berpuasa selama 40 hari. Tetapi YESUS sanggup melawan pencobaan iblis
karena YESUS melawan bukan dengan fisik, tetapi dengan kekuatan dan kebenaran
yang berasal dari ALLAH BAPA.
Kunci #2: iblis akan
mencobai kita pada saat kita paling lemah.
Dengan kekuatan sendiri adalah sulit dan sukar melawannya, tetapi ketika
kita melekatkan diri kita dengan ALLAH, maka kekuatanNya-lah yang menjadi
kekuatan kita. Oleh karenanya penting
untuk kita selalu melekat kepadaNya.
Mari
sekarang kita perhatikan jurus apa saja yang iblis keluarkan kita tampaknya
pada posisi yang sulit/dalam pergumulan:
1. Mengalihkan fokus
hidup kita pada “roti” (ayat 3-4)
Semua
manusia selama dibumi mencari kebahagiaan, damai sejahtera, sukacita dan
kekayaan. TUHAN sebenarnya sudah
memberitahu bahwa untuk mendapatkan hal tersebut adalah dengan hidup dan menjalankan
segala perintah-perintahnya (Yesaya 48:18-19), tetapi banyak sekali yang
kemudian akhirnya hanya berfokus mencari “roti” (berkat dan sebagainya) dan
tidak berfokus kepada DIA yang memberi berkat.
Mari kita
renungkan hal ini sejenak. Hari-hari ini apa yang memotivasi anda
mencari kekayaan? Sekedar menjalankan
kewajiban ? Sekedar bertahan hidup
hari-demi-hari ? Ataukah
anda sedang menjalankan hidup karena menghormati TUHAN yang telah memberikan
berkat, talenta dan kemampuan kepada anda ? Ketika kita berfokus kepada TUHAN, maka tidak
akan mudah bagi kita untuk menyimpang ke kiri dan ke kanan saat godaan agar
berfokus hanya kepada “roti” datang.
Sadarilah, tidak ada kekayaan fisik yang akan dapat kau bawa saat kau
menghadap TUHAN, tetapi bagaimana engkau menjalani semua perintahNya talenta
yang IA berikan, itulah yang akan engkau pertanggung-jawabkan.
Dalam
segala kesulitan apapun, jangan fokus kita kepada “roti.”
2. Membuat kita
merasa mengandalkan TUHAN, padahal sebenarnya mengandalkan diri sendiri (ayat
5-7)
Iblis adalah malaikat terang; ia
dapat muncul menipu sedemikian rupa sehingga kita menyimpang dari mengandalkan
TUHAN menjadi mengandalkan diri kita sendiri.
Begitu kita lebih mengandalkan hal-hal yang lahiriah – sekalipun sangat
terlihat “kristen” – maka sebenarnya kita tidak lagi mengandalkan TUHAN. Berapa banyak dari anak-anak TUHAN yang
begitu terikat dengan hal-hal seperti minyak urapan, doa diulang-ulang,
perjamuan kudus, salib-salib dan sebagainya, seolah-olah kalau itu dilakukan
pasti “ok”? Semua itu baik dan tidak
salah, namun sebagai tindakan iman, bukan sumber berkat/TUHAN itu sendiri. Iblis tidak takut kepada salib secara fisik,
tetapi ia tidak berani berhadapan dengan TUHAN YESUS telah memberi diriNya di
kayu salib itu. Beberapa orang merasa
kalau berdoa tertentu berulang-ulang, pastilah akan dikabulkan. Inipun salah.
Bukan karena diulang-ulang, tetapi kesungguhan hati kita berdoa-lah yang
TUHAN perhatikan. Ada pula yang setiap kali bekerja, berdoa
kepada TUHAN agar agenda kerjanya berhasil hari itu. Terdengar sangat kristiani bukan? Namun yang tepat seharusnya kita berdoa
bertanya kepada TUHAN apa yang menjadi rencanaNya hari itu dan biarlah
kehendakNya yang jadi, bukan kehendak kita.
Sayangnya lebih banyak anak-anak TUHAN yang “memaksakan proposal” kepada
ALLAH dibanding bertanya kepadaNya apa rencanaNya.
Yang
terlebih penting dari itu: apakah kita menempatkan TUHAN sebagai ALLAH dalam
hidup kita atau sebagai pembantu yang harus selalu menuruti keinginan kita? Itulah sebabnya YESUS mengatakan: “Jangan
mencobai TUHAN, ALLAH-mu!”
3.
Merasa puas dengan
keadaan sekarang, sehingga mudah tersesat karena tidak dilengkapi dengan
pengajaran-pengajaran Firman TUHAN secara kuat (ayat 8-10)
Kejatuhan manusia dewasa ini adalah
karena mengikuti arus: apa saja yang lumrah dan dunia katakan, ikuti! Betapa menyesatkannya pendapat ini. Teknologi, keuangan dan kesenangan dunia
tidak pernah membawa kepada kebahagiaan sejati dan keselamatan kekal. Bahkan yang lebih parah, banyak anak-anak
TUHAN yang tidak dapat membedakan mana yang pengajaran Firman dan mana yang
pengajaran dunia. Apa yang kelihatan
baik dianggap dari TUHAN, padahal bagi TUHAN tidak semua yang baik adalah
benar, tetapi yang benar pasti baik.
Kalau kita meng-iya-kan apa yang “lumrah” bagi dunia, itu sebenarnya
sama saja kita menyembah kepada iblis yang menguasai dunia ini. Itulah sebabnya YESUS menghardik iblis.
Bagaimana agar kita tidak mudah tersesat di tengah arus
banyak ajaran, filosofi, informasi, kata-kata penguatan yang membanjiri
kehidupan kita?
1. Miliki
saat teduh/pribadi dengan TUHAN, dengan selalu membaca dan menerungkan
firman-firmanNya.
2. Hidup
dalam komunitas ilahi – Community-Of-Love – agar anda juga dijaga, dibela,
dilindungi dan dinaungi secara roh, dan bertumbuh bersama dalam kesatuan hati.
3. Ikuti
kelas-kelas pengajaran dasar, yaitu KOM, supaya anda memiliki pegangan teologis
yang kuat dan sehat.
Iblis bukanlah sosok yang harus ditakuti, tetapi juga tidak
boleh dipandang remeh. Dia adalah bapa
penipu dan karena kita ada dalam barisan ALLAH BAPA, maka iblis tidak akan
pernah berhenti untuk mencari jalan agar kita terjatuh kedalam ketiga jurusnya
itu. Melekatlah kepada ALLAH, maka IA
yang akan menjaga, membela, merawat dan melindungimu, menurut segala kekayaan,
kelimpahan dan kebenaran yang ada padaNya.
Amin.
Bila
kurenungkan kasih setiaMu
Sungguhlah
Engkau, Penolongku
Dan
dalam naungan kepak sayap-Mu
Jiwaku
bersorak memuji Engkau
(reff)
Kasih setiaMu lebih dari hidup
Biar bibirku
memegahkan engkau
Seumur
hidupku kan
memuji-Mu
Tanganku ku naikkan demi nama-Mu
0 comments:
Post a Comment