Beberap
pemimpin lebih dari yang bersedia kita akui, tidak mengalami kemajuan rohani
dan tidak bertumbuh lagi. Mereka telah dididik dan dilatih untuk bertanggung
jawab atas pertumbuhan orang lain dan menghabiskan hidup mereka untuk memenuhi
kebutuhan orang lain, tetapi tidak membuat hidup mereka sendiri bertumbuh.
Sepuluh
karakteristik pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani adalah:
1.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani
menghindari hubungan dengan tanggung jawab pribadi.
Para pemimpin semacam ini menghindar dari orang-orang.
Mereka memiliki suatu derajat pemisahan dari orang-orang yang membuat mereka
tidak bertanggung jawab kepada siapa pun. Sering kali, kekristenan telah
menciptakan pemisahan semacam ini dan mencoba membenarkannya sebagai suatu yang
alkitabiah, yang merugikan gereja, dunia dan khususnya sang pemimpin.
Sudah cukup lazim bahwa, ketika saya menyampaikan perlunya
bersikap jujur dan transparan serta saling mengaku dosa satu sama lain,
orang-orang keberatan jika para pemimpin melakukan hal ini. Namun, Alkitab
jelas berkata bahwa para pemimpin harus memberi teladan kejujuran dan
keterbukaan agar dapat diikuti oleh sesamanya. (Lihat 1 Petrus 5:2-4, 2
Timotius 2:20-26, Yakobus 5:16, 1 Yohanes 1:5-10). Para pemimpin rohani tidak
hanya harus memiliki kehidupan yang terbuka dan jujur, tetapi juga harus mudah
ditemui dan bertanggung jawab sehingga mereka dapat memimpin orang lain untuk
masuk dalam kehidupan rohani yang sehat.
Oleh karena merasakan tekanan untuk terlihat sempurna,
banyak pemimpin menyembunyikan kegagalan mereka dibalik pintu yang tertutup dan
topeng berupa senyuman. Oleh karena itu, dunia tidak mempercayai bahwa berita
yang kita sampaikan adalah kebenaran karena mereka mencium adanya rahasia yang
disembunyikan. Mereka bahkan senang membongkar kemunafikan tersebut.
Menyingkirkan topeng dan bersikap mudah ditemui menghalangi keinginan dunia un
tuk menyerang pemimpin gereja dan juga menyingkirkan halangan besar yang
membuat orang-orang yang belum percaya tidak menghargai berita yang kita
sampaikan.
2.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani
jarang menerapkan kebenaran firman Allah terhadap dirinya sendiri secara
pribadi.
Banyak pemimpin Kristen telah menempuh pendidikan dan
menjadi ahli Alkitab sehingga mereka yakin bahwa tidak ada lagi yang perlu
mereka pelajari.
Pemimpin semacam ini tidak lagi membaca firman Allah untuk
memperoleh wawasan bagi kehidupan mereka, tetapi menerapkan firman Allah itu
kepada masalah yang dialami orang lain. Mereka membaca Alkitab hanya untuk
menemukan solusi bagi masalah yang dihadapi orang lain dan bukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri yang muncul di pikiran mereka.
(Dirangkum dari buku Organic Leadership, Neil Cole)
0 comments:
Post a Comment