- Diberkati untuk Memberkati

MANA YANG LEBIH BAIK?

MANA YANG LEBIH BAIK?
·
VISUAL
·
AUDITORY
·
KINESTHETIC

Oleh: Ling Majaya

Artikel ini saya
tulis karena mendapatkan banyak pertanyaan dari orang tua dan guru yang mempertanyakan hal seputar Visual, Auditory dan Kinesthetic. Sepertinya di masyarakat kita pengetahuan akan VAK (Visual, Auditory dan Kinesthetic) seakan
telah beredar luas di Indonesia,akan tetapi pengertian yang sesungguhnya tentang PERCEPTUAL STYLES tersebut belum sepenuhnya dipahami dengan benar.

Apa sih
Perceptual Styles?

Perceptual styles
adalah kecenderungan yang digunakan seseorang untuk memasukkan informasi ke dunia internal (otak) untuk diproses.

Setiap orang lahir dengan kecenderungan yang berbeda. Ada anak yang belajar lebih baik dengan melihat gambar, membaca dan membuat coretan-coretan.....anak ini kecenderungannya Visual. Ada anak yang belajar lebih cepat saat ia mendengarkan guru, berdiskusi dengan teman atau sambil mendengarkan lagu dan bergumam...anak ini kecenderungannya Auditory. Ada juga anak yang tidak bisa diam saat belajar, perlu merasakan objek tertentu, praktek di laboratorium dsb....yang ini kecenderungannya Kinesthetic.

Kecenderungan ini adalah bawaan lahir dan semuanya berubah sejalan dengan berkembangnya usia. Coba amati kanak-kanak...mereka kebanyakan bersifat kinesthetik.
Rasa keingintahuan mereka membuat mereka aktif bergerak, tangan mungil mereka tidak berhenti berekplorasi. Tidak herankan kalo mereka adalah mesin pembelajar yang super cepat?

Saat seorang anak beranjak dewasa, kinestetik yang awalnya dominan mulai perlahan-lahan berganti ke auditory atau visual. Media belajar juga sarat dengan segala sesuatu yang berbau visual, walaupun sarana lain untuk memuaskan auditory atau kinesthetic juga bertaburan di mana-mana.

Ada penelitian yang meneliti kecenderungan perceptual styles ini di Amerika Serikat. Ditemukan bahwa mayoritas orang dewasa kecenderungannya adalah visual.

Apa yang BISA dan TIDAK BISA dilakukan guru dan orang tua mengenai Perceptual Styles?

Visual, Auditory atau Kinesthetic adalah bawaan lahir, yang bisa berubah. Lantas apa
yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh guru atau orang tua sebagai seorang pendidik?

Di dalam NLP ada suatu presuposisi yang berbunyi: SETIAP ORANG HIDUP DENGAN MODEL DUNIANYA SENDIRI YANG UNIK DAN PATUT DIHORMATI.

Hal ini berarti guru dan orang tua patut merespek kecenderungan bawaan sang anak. Toh tujuan pendidikan, baik di sekolah maupun di rumah, adalah kita menyampaikan segala sesuatu yang berharga untuk diinstal ke kepala sang anak dengan harapan ia tumbuh menjadi seorang pribadi yang matang, cerdas dan berbudi pekerti. Bukankah begitu?

Maka dari itu yang bisa dilakukan orang tua dan guru sebagai tenaga pendidik adalah merespek semua anugerah bawaan yang melekat pada anak-anak dan menyiapkan semua materi pelajaran yang melibatkan ketiga sensory di atas, juga mengubah cara kita berinteraksi atau berkomunikasi dengan mereka. Diharapkan dengan demikian semua materi pelajaran dapat secara efektif diserap oleh anak didik, apapun kecenderungan Perceptual Styles-nya.

Bagaimana mengenali Perceptual Styles?

Hal paling mudah yang bisa dilakukan adalah dengan membagikan kuis untuk mengetahui kecenderungan mereka. Selanjutnya dengan wawancara dan diskusi kelompok. Dari linguistik yang mereka pergunakan guru dan orang tua bisa mendapatkan banyak informasi tentang kecenderungan mereka. Anak yang Visual banyak menggunakan kata-kata seperti: terlihat, membayangkan, dsb. Anak yang Auditory banyak menggunakan kata-kata seperti: terdengar, berbunyi, musik dsb. Sedang anak yang Kinesthetic banyak menggunakan kata-kata seperti gerakan, terasa, halus dll.

Perlu diingat tidak ada orang yang 100% Visual, Auditory atau Kinesthetic. Semua itu mesti dilihat dari konteks dan situasi yang sedang terjadi. Sejalan dengan waktu, guru dan orang tua bisa perlahan-lahan memahami anak-anaknya.

Aktivitas seperti apa yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran?

Aktivitas pembelajaran yang paling baik adalah menyampaikan materi pelajaran dengan menggabungkan semua metode VAK, sehingga kebutuhan setiap anak dapat dipenuhi. Analisalah mata pelajaran yang akan diberikan, sampaikanlah ke anak atau anak didik tidak hanya dengan mengucapkan di depan kelas, tapi tuliskanlah materi tersebut di papan, dengan membuat poster untuk ditempelkan di dinding kelas, mengadakan role-play dan sebagainya.

Apa yang terjadi bila saya hanya menggunakan salah satu kecenderungan VAK saja?

Jawaban paling sederhana adalah hanya sebagian anak didik yang akan belajar secara maksimal dan efektif. Jika seorang guru hanya menyampaikan materi pelajaran secara visual, anak yang kecenderungannya Visual akan menyerap semua materi dengan baik, dan tidak heran ia mendapat nilai yang baik dan dianggap lebih pintar dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. Akan tetapi anak yang kecenderungannya Auditory atau Kinesthetic akan merasa materi yang disampaikan sang guru membosankan. Ujung-ujungnya adalah rasa acuh dan frustrasi karena tidak menyerap materi pelajaran secara efektif, dan seperti bisa ditebak...kelanjutannya adalah sang anak dilabel tidak pandai, terlambat dan termasuk kategori anak bermasalah.

Terdengar klasik bukan?

NLP menganggap semua orang mempunyai segala sumber daya yang dibutuhkan untuk berkembang, asal orang tersebut bisa menggali sumber (potensi) yang ada.

Butuh pemahaman yang mendalam mengenai pribadi anak dan kecenderungannya agar guru dan orang tua bisa menyampaikan didikan secara efektif, dan semoga dengan pemahaman yang benar tersebut setiap anak bisa mengembangkan potensinya.

Di antara VAK, mana yang paling baik?

Semua kecenderungan; Visual, Auditory dan Kinesthetic; adalah yang terbaik! Tidak mungkin ada satu gaya belajar yang lebih baik dibandingkan dengan gaya belajar yang lain. Selama ini yang terjadi dalam metode pendidikan kita adalah kita terpaku dengan didikan tradisional yang muatan Auditorynya amat tinggi, sedangkan penyajian materi secara Visual dan Kinesthetic sangat kurang. Hal yang sama terjadi juga dalam rapat kerja yang umumnya terjadi, Cara pengajaran (penyampaian materi) seperti ini tidak efektif.

Unlock Limitations to Expand Your Potential

0 comments:

Post a Comment