KETIDAKPERCAYAAN
PENGHALANG JANJI TUHAN
(Ibrani 3:19)
Rasul Paulus
menulis ayat tersebut dalam konteks bahwa “orang-orang Israel yang mendengar
janji TUHAN akan masuk dan menduduki Tanah Perjanjian atau tanah yang penuh
dengan susu dan madu” tetapi tidak dapat meraih dan mengalami janji TUHAN oleh
karena mereka tidak mempercayai bahwa mereka bersama dengan TUHAN mampu dan
sanggup untuk mengalami kegenapan janji TUHAN.
Tahun ini kita juga mendengar akan janji TUHAN tentang Pemulihan dan
Kelimpahan, tetapi janji itu dapat hilang atau tidak terjadi dalam diri kita
jika kita memposisikan diri terhadap janji tersebut sebagai orang yang tidak
mempercayai bahwa janji itu dapat tergenapi.
Realitas
menunjukkan bahwa orang Israel
yang lahir di Mesir mereka tidak mengalami janji TUHAN sepenuhnya kecuali Yosua
dan Kaleb sekeluarga serta generasi yang lahir dipadang gurun mengalami
kegenapan janji TUHAN. Pertanyaannya,
mengapa mereka tidak percaya ? Ada beberapa penyebab
yang membuat orang ada dalam posisi ketidakpercayaan :
1. Janji TUHAN diukur dengan kekuatan pribadi
( Bilangan 13:31)
Kalau kita
membaca ayat tersebut maka orang Israel melihat halangan orang-orang
Kanaan yang harus dilewati terhadap janji TUHAN dengan mengukur kemampuan atau
kekuatannya sehingga posisi mereka lebih lemah, rapuh dan tidak dapat
mengalahkan halangan yang merintangi janji TUHAN.
Berapa banyak diantara orang
Kristen yang melihat rintangan terhadap janji TUHAN dan mengukurnya dengan
kekuatan sendiri dan berkata : mereka lebih kuat, lebih besar dan lebih sulit
daripada apa yang mampu kita lakukan ?
Pola pikir yang keliru karena
berpusat kepada kekuatan dan kemampuan diri sendirI akan membuat kita ragu dan
mempertanyakan apakah kita mampu menembus rintangan untuk meraih janji TUHAN
akan pemulihan dan kelimpahan. Ketidakpercayaan
oleh karena membandingkan apa yang TUHAN janjikan dengan diukur oleh
kekuatannya sendiri menjadi penhalang meraih semua janji TUHAN.
2. Janji TUHAN diukur dengan skill atau kecakapan
pribadi (Bilangan 13:32)
Seringkali
kemampuan kapasitas dalam diri kita dipakai untuk mengukur seberapa dapat untuk
meraih janji TUHAN. Perhatikan Yeremia
17 :5-6, TUHAN sudah mengingatkan bahwa mengandalkan diri sendiri hanya akan
mendatangkan bahaya. Janji TUHAN akan
tergenapi berdasarkan pada kemampuan dan kapasitas TUHAN, bukan pada kemampuan
diri kita yang terbatas. Andalkan kemampuan TUHAN yang sanggup membawa kita
untuk menembus kemustahilan yang tidak dapat dijangkau dan dibayangkan oleh
manusia.
Ketidakpercayaan
terhadap janji TUHAN oleh karena cara meraihnya dengan mengukur kapasitas dan
kemampuan pribadi,m akan menyebabkan ketidakpercayaan pada diri kita akan janji
TUHAN yang dapat tergenapi.
Kesimpulan
Pengalaman
kegagalan dari bangsa Israel
menjadi penbelajaran bagi kita, bahwa ketidakpercayaan terhadap janji TUHAN
menjadi penghalang untuk terealisasinya janji TUHAN. Ada suatu pernyataan “Bagi orang yang ingin
maju mengambil hal-hal yang positif dari orang lain bukan merupakan hal yang
memalukan.” Belajar dengan baik dari kegagalan Israel membuat kita lebih bijak.
Jangan ragu,
bimbang dan tidak percaya terhadap janji TUHAN karena diukur dengan kekuatan
dan kemampuan pribadi, yakinkan diri kita TUHAN mampu dan sanggup
merealisasikan janji-Nya atas kita.
Sekalipun aku dalam lembah kelam
Kutak takut sebab KAU besertaku
Sekalipun badai topan datang menerpa
Kutak gentar sebab KAU disisiku
(Reff) Aku percaya, berkatMu atasku melimpah
Kebajikan, kemurahan selalu mengikutiku
Kupuji, kusembah KAU TUHAN
0 comments:
Post a Comment