- Diberkati untuk Memberkati

Musashi : The Wind Book


Seorang samurai dituntut untuk belajar atau setidaknya mengetahui gaya, dan jurus-jurus pedang perguruan lain. Pendapat Musashi ini sejalan dengan ajaran Sun Tzu bahwa untuk memenangkan peperangan maka haruslah mengetahui kekuatan musuh.

Kembali ke Buku Angin, Musashi mengungkapkan pula bahwa seorang samurai haruslah membuka diri dan menyadari bahwa ilmu pedang yang dimilikinya belumlah yang terhebat. Dengan kata lain, samurai diwajibkan terus mengembangkan dirinya dengan jurus-jurus baru atau teknik-teknik baru untuk mencapai kemenangan.


Dalam kaitannya dengan filosofi Musashi tersebut, saya teringat Yo Ko dan Siauw Liong Lie di dalam cerita silat Sin Tiauw Hiap Lu. Ingat bagaimana Yo Ko yang sudah berilmu tinggi (dari Auw Yang Hong, Ang Cit Kong) tapi masih melatih ilmu silatnya. Juga bagaimana Cioe Pek Thong melatih ilmunya sehingga sebagian rambut putihnya jadi hitam kembali. :) Namun, bukan ini yang akan saya bahas, dan saya lebih menekankan aplikasi the Wind book dalam kehidupan kita, karena the wind book mengandung ajaran penting untuk diterapkan dalam hidup.

Other schools using extra-long sword
"Tidak sedikit perguruan pedang yang menggunakan pedang lebih panjang dari yang kita gunakan, tetapi kemenangan tidak diukur dari ukuran pedang."

Di dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita berhadapan dengan orang yang lebih pandai dari kita, kita berhadapan dengan orang yang lebih sukses dari kita, atau kita berhadapan dengan orang yang lebih cakep dari kita. Inilah kenyataan hidup, dan sebagian dari kita ada yang merasa kecil atau tidak sepadan. Rasa rendah diri yang muncul adalah bentuk "kekalahan" kita. Oleh sebab itu, kita -mengikuti ajaran Musashi- tidak boleh mengukur diri kita dari kacamata orang lain.

The strong long sword spirit in other schools 
"Samurai tidak boleh sibuk dalam pembicaraan tentang kekuatan dan kelemahan pedang panjang, karena akan mempengaruhi kekuatan tebasan pad lawan di suatu pertarungan"

Seringkali di dalam hidup ini, kita sibuk dengan membicarakan kekuatan dan kekurangan orang lain. Mengetahui kekurangan orang lain atau mengetahui keunggulan orang lain itu perlu, hanya saja pemahaman ini janganlah sampai mengkristal di dalam diri kita sehingga tergeneralisasikan ke orang lain. Misalnya : kita mempunyai teman yang sukses dalam karir, dan kita tahu bahwa dia kurang pandai. Kita membicarakan kesukseannya dengan teman kita yang lain, dan akhirnya kita paham bahwa teman kita sukses karena dekat dengan atasannya. Pembicaraan terus menerus tentang hal ini akan membentuk suatu pemahaman pada diri kita bahwa kesuksesan dapat diraih apabila dekat dengan atasan; dan akhirnya setiap kali melihat adanya orang lain yang sukses, maka kita gampang berkata "dia sukses karena dekat dengan atasannya".

Pemahaman-pemahaman keliru sebagai akibat dari seringnya membicarakan keunggulan dan kekurangan orang lain ini akan menimbulkan kondisi yang kurang bagus bagi kesehatan mental kita. Kita akan terjebak dalam lingkaran yg tidak putus, dan kita akan selalu salah menilai orang lain dan akhirnya muncul konflik dengan lingkungan.

Jadi, untuk menjadi suatu pribadi yang menyenangkan, maka kita tidak boleh langsung memberikan suatu judgment yang belum tentu benar kepada orang lain. Kalau teman kita dipromosikan, maka pahamilah bahwa memang dia selayaknya sukses dan bukannya memandang suksesnya dia karena luck atau kedekatan dengan atasan. Kalau teman kita menang tender, bukan langsung stress dan berpikiran bahwa dia main suap.

Dengan kata lain, Musashi sebenarnya mengatakan bahwa daripada kita pusing membicarakan kelebihan dan kekurangan orang lain, maka alangkah baiknya bagi kita utk mengembangkan diri menjadi pemenang. Pemenang di sini berarti kita dapat memahami diri kita, menyadari kekurangan kita, mengambil cara utk mengatasi kekurangan kita, dan menjadi pribadi yang menyenangkan. Sejauh kita masih sering membicarakan orang lain, maka semakin jauh dari kemenangan.

Use the shorter long sword in other schools 
"Pedang pendek bukan cara sebenarnya untuk menang. Pedang pendek hanya digunakan untuk menangkis, sementara kemenangan datang dari pedang panjang. Tetapi meskipun kita hanya memegang pedang pendek, kemenangan dapat diraih manakala lawan kita terkalahkan oleh semangat kita."

Dialam kegiatan sehari-hari, kita sering merasa terkalahkan manakala berhadapan dengan orang yang nyata-nyata berkemampuan di atas kita. Mengikuti filosofi ini, kita harus tetap menjaga semangat kita dan tidak menunjukan kekalahan.

Meskipun di kantor, kita mempunyai teman kerja yang jauh lebih pandai dari kita, tetapi hal ini tidak boleh menjadikan kita tidak melakukan sesuatu yang membuat semuanya berdecak kagum.

Pengalaman saya : di awal saya bergabung dengan perusahaan tempat saya bekerja saat ini, banyak staff lama yang pandai-pandai di bidang teknik. Sementara saya, tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknik. Saya tidak patah arang, dan terus bekerja sesuai dengan proposal yang saya ajukan ke BOD. Tidak sedikit cercaan, dan cibiran yang saya terima, tapi saya tetap bertahan. Sampai suatu hari, perusahaan saya berhasil menjalin kerjasama dengan salah satu grup besar di eropa. Perusahaan berkembang pesat, dan saya masuk ke jajaran BOD. Semua yang dulunya melecehkan sayapun akhirnya mengakui bahwa kesuksesan saya berasal dari semangat yang tidak pernah putus.

Semangat adalah kunci dari kemenangan, semangat adalah kunci keberhasilan, semangat adalah kunci dari terbentuknya pribadi yg menyenangkan.

*ukurlah kemampuan dari kacamata diri sendiri. Janganlah terjebak dengan mengukur kemampuan kita dari kacamata orang lain*

*sibuk membicarakan kekurangan dan kelebihan orang lain akan menimbulkan pemahaman keliru dalam diri kita. Sebaliknya, pahamilah kekurangan kita dan lakukan langkah untuk memperbaiki diri*

*semangat adalah kunci meraih kesuksesan. Semangat akan mendorong kita untuk maju. Semangat akan mendorong kita untuk memperbaiki diri sehingga menjadi pribadi yang menyenangkan*

*janganlah pernah berhenti untuk belajar, terutama belajar untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri, dan belajar untuk menjadi pribadi yang menyenangkan*

 By: AG

0 comments:

Post a Comment