5.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani
lebih sering menyalahkan orang lain dari pada diri sendiri.
Para pemimpin semacam ini sulit melakukan introspeksi dan
jarang mengevaluasi diri mereka sendiri, meskipun mereka sibuk mengevaluasi
orang lain. Tentu saja, hal ini bukan fenomena baru. Yesus, dengan gaya bicara
yang penuh humor, menggambarkan pemimpin seperti ini sebagai oaring yang menemukan
selumbar di mata saudaranya, tetapi tidak melihat balok yang menonjol keluar di
matanya sendiri. (Matius 7:3)
6.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani dilanda
kejenuhan karena banyak kesibukan yang menggantikan keintimannya yang sederhana
dengan Kristus.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani merasa kering
karena mereka biasanya tertipu oleh pandangan bahwa lebih banyak usaha dan
aktifitas merupakan cara untuk memiliki akses yang lebih dekat dan berkat dari
Allah. Ini adalah dusta dari nereka yang menghancurkan.
Tidak ada pengganti keintiman dengan Kristus. Lebih banyak
aktifitas tidak akan memenuhi kebutuhan klita yang dalam untuk berhubungan
dengan Allah dan biasanya menghalangi kita untuk memiliki keintiman yang sangat
kita butuhkan. Inilah salah satu alas an mengapa penipuan ini begitu jahat.
Meskipun melakukan urusan religius dapat memberikan
perasaan penting dalam diri kita, kegiatan semacam ini tidak akan memperbarui
hari kita dengan sukacita dan tujuan. Sebaliknya hal ini merampas kekuatan yang
kita butuhkan. Hanya keintiman dengan Kristus lah yang dapat memperbaharui hati
kita dan memberikan kepada kita kuasa dan kekuatan sehingga kita dapat
melakukan perkara-perkara besar yang Allah ingin lakukan melalui kita.
(Dirangkum dari buku Organic Leadership, Neil Cole)
0 comments:
Post a Comment