7.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani mengkompromikan
prinsip-prinsip etika yang yang pernah dipegangnya dengan teguh.
Menemukan pemimpin-pemimpin seperti ini jatuh dalam
pola-pola dosa yang tersembunyi bukanlah hal yang tidak lazim. Dengan memakai
anugerah dan kebebasan sebagai dalih, mereka tetap menjalankan fungsi mereka di
hadapan umum tanpa penyesalan dan rasa bersalah, sementara mereka diam-diam
melakukan perbuatan dosa.
Menyembunyikan dosa dalam waktu yang lama adalah hal sulit.
Biasanya, dosa cenderung terbongkar dengan cara yang memalukan. Sering kali,
pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani bangun pada suatu pagi dan
menghadapi kengerian terbesar – dosa mereka yang tersembunyi tersingkap.
Bagaimanapun juga, dalam beberapa kasus, dosa tersebut membawa mereka pada
penghukuman dari Tuhan, dimana akhirnya dosa itu terbongkar. (1 Timotius 5:24)
8.
Pemimpin yang tidak mengalami kemajuan rohani memilih
untuk tetap berada dalam jangkauan keahlian mereka yang aman dan tidak berkembang
dengan belajar melakukan upaya baru .
Pemimpin semacam ini ingin dilihat sebagai ahli dan bukan
seorang yang sedang belajar, dan oleh karena itu tidak ingin mengeksplorasi
bidang-bidang baru atau memperoleh pengertian baru. Pemimpin semacam ini
menceritakan kisah-kisah yang sama dan menyampaikan khotbah-khotbah yang sama ketika
masuk dalam lahan pengembalaan yang baru. Pemikiran untuk mempelajari sesuatu
yang baru merupakan hal yang menakutkan karena mengimplikasikan bahwa sang
pemimpin tidak memiliki keahlian yang telah menjadi bagian dari identitasnya.
0 comments:
Post a Comment