3.
Kepemimpinan yang buruk mempromosikan
kekristenan kelas atas.
Selama hamper dua ribu tahun, kekristenan
telah dilanda sebuah doktrin jahat yang telah merusak seluruh keberadaan gereja
dan perbuatan gereja didunia ini. Doktrin ini adalah doktrin mengenai pemisahan
antara pendeta dan orang awam. Meskipun telah terjadi reformasi dan munculnya
imamat semua orang percaya, yang diantarkan pleh kaum Protestan, kita masih
menerima dua kelas orang Kristen dakam Kerajaan Allah, dan ini salah.
Para pemimpin Kristen professional memiliki
ketertarikan pribadi untuk melanjutkan persepsi ini daripada mengubahnya.
Ketika seorang berkomitmen untuk mengikuti Kristus dan mendatangkan perubahan,
ia biasanya ditantang untuk melakukannya secara professional dan melakukannya
sebagai “kaum awam”. Pola ini melanjutkan pembedaan kelas dan nampaknya
menyebabkan semua orang Kristen lainnya kurang berkomitmen. Sayangnya, pemimpin
awam sering kali dipandang sebagai agen perubahan yang kurang berpotensi di
dunia ini.
4. Kepemimpinan
yang buruk menekankan pengetahuan dengan menngorbankan ketaatan.
Ketika para pemimpin percaya bahwa peranan
mereka adalah sebagai pengajar dan pelindung firman Allah, gereja lebih menjadi
sebuah intitusi akademis daripada keluarga rohani yang menjalankan misi.
Penekanan pada pengetahuan menciptakan seperangkat nilai palsu yang merusak
gereja dan juga gambaran akan Kristus di dunia ini. Ketika kita mengacaukan
pengetahuan dan kematangan, kita mengizinkan jemaat untuk menerima banyak
pengajaran tanpa tanggung jawab untuk menaatinya. Hasilnya adalah jemaat yang
kurang matang. Tidak lebih dari itu. Kita dapat mengajarkan setiap hari bahwa
ketaatan itu penting. Namun, mengajarkan ketaatan tidak sama dengan ketaatan
itu sendiri. Bahkan seseorang bisa saja mempertanyakan apakah Anda benar-benar
memahami sesuatu sehingga Anda mempraktikkannya. Jadi, bahkan pengetahuan yang
ada pada kita patut dipertanyakan jika kita tidak mempraktikkan apa yang telah
kita pelajari.
(Dirangkum dari buku Organic Leadership, Neil Cole)
0 comments:
Post a Comment