“Dan bangsa itu
beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua
yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat segenap perbuatan
yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel . Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu,
mati pada umur seratus sepuluh tahun.”
(Hakim 2:7-8)

Ketaatan apa saja?
1.
Ketaatan kepada pemimpin kita, baik di dunia kerja atau rohani (Keluaran
17:9-10)
Pertama kali Yosua
muncul di dalam Alkitab adalah di teks diatas.
Bangsa Israel
sedang menghadapi situasi kritis karena ditantang secara militer oleh
orang-orang Amalek. Suatu bangsa budak
yang baru saja keluar dari Mesir, tanpa pengalaman tempur apapun, kini harus
mengangkat senjata membela diri mereka.
Pada momen penting inilah Musa memanggil Yosua dan memerintahkan
kepadanya untuk memimpin pasukan budak melawan tentara Amalek yang jauh lebih
profesional. Apa respon Yosua? “Lalu Yosua
melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang
Amalek ..” (Kel 17:10). Menakjubkan;
seorang budak sederhana tanpa pengalaman tempur apapun, disuruh maju memimpin
pasukan eks-budak lainnya dan ia melakukannya tanpa pandang-bulu. Perintah Musa dilaksanakan Yosua dengan
sekuat tenaga, tanpa pertanyaan sana-sini.
Ketaatan Yosua dan dukungan Musa membuat orang Israel mampu
menghadapi musuh mereka. Ketaatan Yosua
inipun ia tunjukkan dalam setiap saat Musa memberi tugas padanya, sampai
akhirnya Yosua pula yang dipercaya oleh TUHAN untuk menggantikan Musa memimpin
bangsa Israel .
TUHAN memberi setiap
kita seorang pimpinan; baik itu di rumah, di pekerjaan dan di pelayanan. Ketaatan kita kepada mereka adalah cermin
ketaatan kita kepada TUHAN (baca bersama Efesus 6:5-7). Sebagaimana orang taat kepada pemimpin-nya,
demikianlah cerminan bagaimana ia taat kepada TUHAN. Tentu saja, pemimpin yang memberikan perintah
tidak sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN tidak perlu kita ikuti. Tetapi apabila tidak ada perintahnya yang
bertentangan dengan Firman TUHAN, maka sudah seharusnya kita turuti, walaupun
di mata kita sepertinya perintah itu “bengis” (baca bersama 1 Petrus 5:8). Ketaatan kita kepada para pemimpin kita,
termasuk mentor rohani kita, akan menentukan derap hidup kita. Jika kita “berontak” maka derap hidup kita
bisa terseok-seok, bahkan tidak dapat menikmati tanah perjanjian, yaitu berkat
pemulihan dan kelimpahan yang IA sediakan bagi kita. Sebaliknya, jika kita taat, maka TUHAN pun
akan memperhatikan karakter ini, dan membawa kita masuk pemulihan dan
kelimpahan, sebagaimana IA membawa Yosua masuk tanah perjanjian.
2. Ketaatan kepada TUHAN (Yosua 24:15)
Suatu pernyataan yang begitu
menggelegar, yaitu Yosua mengumandangkan bahwa tidak peduli apakah orang Israel akan
tetap menyembah ALLAH atau tidak, tetapi ia dan seisi rumahnya akan tetap taat,
beribadah dan melayani TUHAN. Ini adalah
suatu pernyataan formal dari apa yang selama ini telah dilaksanakan Yosua
seumur hidupnya, yaitu ia taat kepada TUHAN dan segala perintahnya. Yosua amat menyadari bahwa ketaatan kepada
TUHAN adalah kunci untuk dapat menikmati berkat tanah perjanjian (baca Ulangan
11:8-19, 11:13-15). Apapun yang TUHAN
kehendaki, Yosua taat seratus persen, walaupun mungkin kelihatannya perintah
TUHAN “rada aneh” seperti harus mengelilingi tembok Yerikho berhari-hari dengan
diam, atau membawa Tabut Perjanjian ke tengah sungai Yordan untuk membelah
sungai itu, atau memerintahkan matahari tidak terbenam agar pertempuran dapat
berlanjut diatas Gibeon. Yosua mungkin
tidak mengerti – seperti kita ia tidak sadar bahwa ia berhadapan dengan TUHAN
(Yosua 5:13-15) – tapi satu hal yang pasti: Yosua tetap taat.
Bagaimana
dengan kita? Akankah kita tetap taat
ketika jawaban TUHAN atas pergumulan kita sepertinya “aneh”? Akankah kita tetap taat ketika perintah TUHAN
yang ia sampaikan melalui para Gembala-nya sepertinya tidak masuk akal? Akankah kita tetap taat ketika TUHAN
berbicara melalui renungan kita dan apa yang IA utarakan sepertinya tidak
logis? Ingatlah bahwa TUHAN YESUS yang
kita sembah adalah ALLAH yang kreatif; IA bisa memberikan perintah/solusi/
mujizat melalui berbagai macam cara.
Yang penting adalah kita percaya dan taat, karena kita tahu bahwa ALLAH
dapat bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan bagi kita yang
mengasihi DIA, dan bahwa IA tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan, namun
memberikan rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh
pengharapan. Sekali lagi, bagian kita
adalah percaya dan taat. Selama kita
taat, maka berkat, pemulihan, kelimpahan dan keberuntungan TUHAN janjikan bagi
kita. Amin.
Selidiki
aku, lihat hatiku, apakah ku sungguh mengasihiMu YESUS
Kau
yang Maha Tahu dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagiMu
(Reff)
T’lah kulihat kebaikkanMu, yang tak pernah habis di hidupku
Ku
berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia
0 comments:
Post a Comment